Mengal lebih Dekat Darah Wanita
“Wajib bagi
seorang wanita mempelajari ilmu yang dibutuhkannya yakni ilmu haid, istihdzoh
dan nifas, andai kata suaminya alim maka dia wajib mengajarinya, andaikata
suaminya tidak alim maka wanita tersebut boleh keluar untuk bertanya pada
ulama’ bahkan wajib, dan haram bagi seorang suami menghalanginya kecuali dia mau
bertanya dan memberi keterangan kepada isterinya.”
و الإستحاضة : الدم الخارج في غير أيام الحيض و النفاس لا على سبيل الصحة من عرق في أدنى الرحم
(إعانة المبتدين ببعض فروع الدين)
Istihadloh ialah darah yg keluar di luar hari2 haid dan nifas, tidak di jalan
sehat (suatu penyakit). Yg keluar dari otot dibawah Rahim.
(Lihat: I'anah al-Mubtadin bi Ba'dli Furu'i ad-Din hal 50)
Setelah kita mengetahui apa itu istihadloh, alangkah baiknya kita mengetahui
warna2 darah yg keluar dari farji seorang wanita.
دماء الإستحاضة خمسة أسود و أحمر و أشقر و أصفر و أكدر. فالأسود قوي و الأحمر ضعيف بالنسبة لأسود قوي بالنسبة للأشقر و الأشقر أقوى من الأصفر و الأصفر أقوى من الأكدر.
(التقريرات السديدة ص 167)
Darah Istihadloh ada 5.
-
Merah kehitaman (Coklat Tua)
- Merah
- Merah kekuningan
- Kuning
- Kuning keputih2an (Keruh)
Darah Merah kehitaman (Coklat Tua) adalah darah kuat. Darah Merah itu lemah
bila di bandingkan pada darah Merah kehitaman (Coklat Tua), dan kuat bila
dibandingkan darah Merah kekuningan. Darah Merah kekuningan lebih kuat dari
darah Kuning. Darah Kuning lebih kuat dari darah Kuning keputih2an (Keruh).
(Lihat: Taqriroh as-Sadidah hal 167)
فالمستحاضات أربع.
الأولى : المميزة, و هي التي تعرف صفة الدم.
الثانية : المعتدة, و هي التي تحفظ عادتها و ليست بمميزة.
الثالثة : المبتدأة, و هي التي حاضت أول مرة فاستحيضت و استمر بها الدم.
الرابعة : المتحيرة, و هي الت نسيت عادتها و لا تمييز لها.
(الخلاصة المختصر و نقاوة المعتصر لحجة الإسلام و بركة الأنام الإمام أبي حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي ص 85)
Wanita istihadloh/Mustahadloh ada 4.
Pertama : Mumayyizah, yaitu wanita yang mengetahui Sifat2 darah.
Kedua : Mu'tadah, yaitu wanita yg mengetahui adat/kebiasaannya/sumah pernah
haid dan sudah pernah suci, tp tidak Mumayyizah (tidak mengetahui Sifat2 darah)
Ketiga : Mubtadi_ah, yaitu wanita yg Haid untuk pertama kali kemudian
istihadloh dan darah tetap padanya.
Keempat : Mutahayiroh, yaitu wanita yg lupa adat/kebiasaannya (dalam haid) juga
tidak Mumayyizah (tidak mengetahui Sifat2 darah).
(Lihat : al-Khulasoh al-Mukhtashor wa Naqowah al-Mu'tashor karangan Hujjatul
Islam dan Barakatul Anam Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad
al-Ghozali hal 85)
Dari ke 4 macam tersebut itulah akan ada 7 bentuk/contoh Musthahadloh.
1. MUBTADI_AH MUMAYYIZAH
Pengertiannya spti yg telah kami utarakan diatas yaitu Wanita yg baru pertama
keluar darah dan tahu/dapat membedakan sifat2/warna darah.
HUKUMNYA : Darah yg kuat (lihat perbedaan warna) itu haid, darah yg lbih lemah
itu istihadloh.
Dengan syarat, (Syarat Tamyiz)
A. Darah kuat tidak kurang dari batas mimimal haid (lbih tau pas 24 jam)
B. Darah kuat tidak melebihi dari batas maksimal haid (15 hari, 15 malam)
C. Darah lemah tidak kurang dari batas minimal suci (15 hari, 15 malam)
D. Darah lemah harus terus-menerus/menyambung (tidak terputus)
Apabila salah 1 syarat di atas tidak ada, maka dia tidak bisa di golongkan pada
Mumayyizah.
MISAL : Ada wanita yg berkata, Aku mengeluarkan darah untuk pertama kali selama
20 hari berturut-turut, 3 hari darah Merah kehitaman (Darah Kuat) dan 17 hari
darah Merah (Darah lemah). Maka bisa qta hukumi, bahwa Haidnya 3 hari, dan
istihadlohnya 17 hari.
Atau,
Ada wanita mengeluarkan,
Darah hitam........... 5 hari
Darah kuning.........17 hari
Darah hitam lagi.......6 hari
------------------------
Maka haidnya ..... 5 hari
Istihadloh ............... 17 hari
Haid lagi................... 6 hari
2. MUBTADI_AH GHOIRU MUMAYYIZAH
Wanita keluar darah pertama kali tapi tidak dapat membedakan sifat2 darah.
Atau juga Mubtadi_ah Mumayyizah tp kurang salah satu sarat tamyiz nya.
HUKUMNYA : Apabila dia tahu/ingat waktu pertama/mulainya keluar darah, maka
Haidnya 1 hari 1 malam (24 jam), dan sucinya hari2 selanjutnya. Namun jika dia
tidak tahu/ingat waktunya maka dia termasuk Mutahayiroh.
MISAL : Wanita keluar darah selama 17 hari dgn warna dan sifat yg sama. Maka
dapat di hukumi haidnya 1 hari 1 malam, selebihnya istihadloh.
Atau,
Wanita mengeluarkan darah sbgai berikut :
Darah merah.......... 20 hari
Darah kuning.......... 6 hari
------------------------
karena darah merah (baca ; kuat) melebihi batas maksimal haid (15 hari 15
malam)
maka dihukumi haid nya 1 hari pertama dan istihadloh 25 hari selanjutnya.
3. MU'TADAH MUMAYYIZAH
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci serta dapat membedakan
warna/sifat darah.
HUKUMNYA : Dihukumi dengan hukum Tamyiz (darah kuat Haid, darah lemah
istihadloh.) meskipun bertentangan dgn kebiasaan haidnya.
MISAL : Wanita mempunyai kebiasaan mengeluarkan darah selama 5 hari tiap awal
bulan (1 pai 5). Dan di bulan lain dia keluar darah selama 25 hari
Darah Merah kehitaman.10 hari
Darah Merah...................15 hari
-------------------------
maha haidnya .......... 10 hari (karena darah kuat)
istihadlah ................. 15 hari
Atau,
Wanita sudah pernah haid dan suci mengeluarkan darah sbgai berikut :
Darah Kuning............ 12 hari
Darah Merah.............. 7 hari
------------------------
Maka haidnya ...... 7 hari
Istihadlohnya ...... 12 hari
Nb : Pada Mu'tadah Mumayyizah penentuan haid dgn Memandang darah Kuat, tidak
memandang adat haid bulan sebelumnya.
4. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROTUN LI ADATIHA QODRON WA WAQTAN
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan ingat
adat/kebiasaannya baik kira2 (lama)nya dan waktu (mulai) nya.
HUKUMNYA : Dikembalikan pada adat dan waktunya, maksutnya di hukumi dgn
bagaimana adat/kebiasaan di bulan sebelumnya.
MISAL : Wanita biasa haid selama 7 hari disetiap awal bulan.
Pada bulan ini dia mengeluarkan darah selama 17 hari. Dia juga tidak bisa
membedakan warna darah, atau darahnya keluar dgn 1 warna.
maka dapat kita hukumi, sesungguhnya HAID nya 7 hari karena di samakan dgn
keaiasaan bulan2 sebelumnya, dan 10 hari yang terakhir adalah istihadloh.
5. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH NASIYATUN LI ADATIHA QODRON WA WAQTAN
(MUTAHAYIROH)
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan LUPA
adat/kebiasaannya baik kira2 (lama)nya dan waktu (mulai) nya.
MISAL : Wanita yg mengeluarkan darah selama 20 hari dan darahnya tidak bisa di
bedakan artinya darahnya hanya 1 warna, atau darah dapat di bedakan tp tidak
memenuhi sarat2 TAMYIZ, serta dia lupa kira2 haidnya jg waktunya, entah di
awal, tengah, atau ahir bulan.
HUKUMNYA : Baginya hukum Haid dalam masalah yang di haramkan (Bersenang2 di
antara pusar dan lutut, membaca al-Qur'an selain solat, memegang dan membawa
mushaf, diam di masjid serta lewat di masjid apabila takut menetes darahnya).
Dan hukum SUCI dalam masalah Kewajiban (Solat, puasa, thowaf, thalaq, i'tikaf,
dan wajib mandi setiap 1 perkara Fardlu)
NB: Tata cara puasanya ialah, Dia puasa bulan romadlon sebulan penuh, di tambah
lagi puasa 1 bulan penuh. Maka dia telah puasa 28 hari secara yakin SUCI. Masih
kurang 2 hari (1 bulan = 30 hari) maka cara puasa yg kurang 2 hari ialah,
berpuasa 3 hari berturut-turut, tidak puasa 12 hari berturut-turut, kemudian
berpuasa lagi 3 hari berturut-turut.
Jadilah dia puasa 30 hari yg YAKIN SUCI.
6. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROTUN LI ADATIHA QODRON LA WAQTAN
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan
ingat adat/kebiasaannya dalam kira2 (lama)nya tidak dalam waktu (mulai) nya.
MISAL : Wanita berkata, Aku biasanya haid selama 5 hari di 10 hari pertama dan
aku tidak tahu mulainya. Tapi aku tahu dan yakin sesungguhnya hari pertama aku
Suci. Dan bulan ini aku keluar darah 1 bulan penuh.
HUKUMNYA : Dihukumi, Hari ke 6 Haid secara Yakin, dan hari pertama Suci secara
yakin,seperti halnya 20 hari terahir.
Adapun hari ke 2 sampai ke 5 ada kemungkinan bisa Haid bisa juga Suci. Begitu
juga hari ke 7 sampai 10 ada kemungkinan seperti itu juga (bisa Haid bisa juga
Suci). Karena kondisi seperti (ada kemungkinan Suci dan juga Haid) ini, dia di
hukumi seperti halnya MUTAHAYIROH.
7. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROTUN LI ADATIHA WAQTAN LA QODRON.
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan
ingat waktu (mulai) nya tidak dengan kira2/lamanya.
MISAL : Seperti ada wanita yg berkata, Aku biasa Haid di awal bulan tapi tidak
tahu berapa lamanya, dan di bulan ini aku keluar darah 1 bulan penuh.
HUKUMNYA : Awal bulan (tgl 1) yakin Haid, setengah di hari yg kedua Yakin Suci.
Dan diantara hal itu (2 sampai 15) ada kemungkinan Haid dan juga Suci. Pada
bagian yang YAKIN (baik yakin suci atau yakin Haid) itu menggunakan hukumnya
sendiri2 (Haid pakai hukum Haid, Suci pakai hukum Suci). Dan hari yg ada
kemungkinan Haid juga Suci pakai Hukum MUTAHAYIROH.
(Lihat : at-Taqriroh as-Sadidah hal 167 - 170,
Hasyiyah Bajuri hal 112 - 115,
Mughni Muhtaj juz 1 hal 111 - 120,
Hasyiyah al-Bujairimi ala al-Iqna' juz 1 hal 350)
PENUTUP
يجب لنحو مستحاضة الوضوع لكل فرض و كذا غسل الفرج و إبدال القطنة التي بفمه و العصابة و إن لم تنتقل عن موضعها و إن لم يظهر الدم مثلا من جوانبها (إعانة الطالبين)
Wajib bagi wanita istihadloh, wudlu tiap ingin solat Fardlu, membasuh farji,
dan (Maaf) menyumpal bibir kemaluan dgn Kapas/selainnya. Meskipun darah tak
terlihat dari kanan kirinya.
(Lihat : I'anah at-Tholibin)
NB: Kecuali bila dia merasa sakit dgn hal itu atau sedang puasa maka tidak
boleh (maaf) menyumpal farjinya karena hal ini dapat membatalkan puasa.
وطء المستحاضة جاءىز عند أبي حنيفة و الشافعي و مالك كما تصوم و تصلي و قال أحمد لا يجوز وطء المستحاضة في الفرج إلا أن يخاف زوجوها العنت و هو الزنا فيجوز في أصح الروايتين.
(رحمة الأمة في اختلاف الأءىمة)
Menjima' atau menyetubuhi wanita yg istihadloh itu boleh menurut Imam Abi
Hanifah, Syafi', dan Malik seperti halnya puasa dan solat. Menurut Imam Ahmad
bin Hanbal tidak boleh.
Dan paling shohihnya 2 riwayat itu boleh.
(Lihat: Rohmah al-Ummah fi Ikhtilaf al-A_immah)
{تنبيه مهم} يجب على المرأة تعلم ما تحتاج إليه من أحكام الحيض و الإستحاضة و النفاس. فإن كان زوجها عالما لزمه تعليمها و إلا فلها الخروج لسوأل العلماء بل يجب و يحرم عليه منعها إلا أن يسأل هو و يخبرها فتستغني بذلك. و ليس لها الخروج إلى مجلس ذكر أو تعلم خير إلا برضاه.
(مغني المحتاج الجزء 1 ص 120)
"Peringatan Penting" : Wajib bagi seorang perempuan belajar sesuatu
yg dia butuhkan dari Hukum2 haid, istihadloh, dan nifas. Apabila suaminya
alim/mengetahui maka wajib bagi sang suami untuk mengajarinya.
Dan bila sang suami tidak mengerti, maka boleh baginya keluar untuk bertanya
pada ulama' bahkan wajib. Dan suami haram melarangnya, kecuali dia sendiri yg
bertanya lalu memberi tahu istrinya sehingga dia tak perlu keluar rumah. Tidak
boleh bagi istri keluar ke Majlis dzikir atau tempat belajar kebaikan kecuali
dgn ridlo dari suami.
(Lihat: Mughni Muhtaj juz 1 hal 120)